Selasa, 07 Juli 2015

Frustasi

Frustasi



Kala logika tersumbat pembalut wanita
Pelita hanya sekelebat jadikan kelut dan gelita
Nalar butek tak lagi bening
Dian rana tak lagi menghabrur
Langit di ubun-ubun
Bumi melesak ke leher
Tenggorokan tersumbat kerakal
Dan . . .
Tak ada lagi rintik hujan
Halilintar petir melarikan diri
Ditelan Isrofil matahari
Mendobrak pintu neraka iblis syetan
“Teruskan! Teruskan! Teruskan!”
Zabania melecutkan cambuknya
Tuhan dipersalahkan
Mengapa? Mengapa? Mengapa?
Tuhan dicaci maki
Kau tak adil . . . tak adil . . . tak adil
“ Kalau kau tak mau mensyukuri atas nikmat-nikmat-Ku, carilah Tuhan selain Aku
dan jangan menempat di kolong langit-Ku dan di atas bumi-Ku.”
Terkulai lunglai mengelai
Batu gunung hancur
Bakteri virus membatu mumur
Air mengucur
Menyesak dada
Berdentum hati
Astagfirullahal adzim
Mata hati menganga
Astagfirullahal adzim
Tersungkur cium tanah
Astagfirullahal adzim

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkomentarlah dengan baik dan bijak