Sosok Ayah
Malang, 7 Juli 2015
Ku ingat
kala kau campakanku
Kau hujad, caci dan maki
Ku masih
ingat kala kau memukulku
Ku masih
ingat kala kau tak mengakuiku
Ku tak ingat
kala kau tersenyum padaku
Ku tak ingat
kala kau panggil namaku
Kau
campakkan aku dan ibuku
Dan kau anggap
kami segumpal darah busuk
Ayah, mengapa
kau tak seperti yang seharusnya
Mengapa kau
tak selayaknya seorang ayah
Seakan kau
tak pernah terlahir
Kau tak
izinkan aku merenggut kasih sayangmu
Kau beri aku
penyesalan dan kekecewaan
Tak
sekelumit bahagia yang kau suguhkan
Tak secuwil
halwa kehidupan yang kau hidangkan
Tak sejumput
surgaloka kau sajikan
Gumpalan
abu-abu langit selalu menghantuiku
Seakan sang
surya mati suri
Sinarnya tak
menerangi langkah pincangku
Terkadang
terbersit rasa tak ingin terlahir dari benihmu
Tapi
bagaimana caranya
Memutar
kembali waktu
Itu sangat
tak mungkin
Ku lalui
teriknya kehidapan
Sepanjang cobaan
Sepanjang jalan
Sepanjang rintangan
Menindih kepala
menyesakkan dada
Lelehan
embun yang selalu tergenang
Takkan pernah
kerontang kering walau kemarau sekalipun
Gambaran derita
yang tak pernah surut
Iri dan meri selalu
hinggap dalam lantunan keluhku
Tak seperti
mayoritas karibku
Membanggakan
sosok pahlawan hidupnya
Sakit batin
dan ragawi yang ku rasa kini
Kalau itu
ujian-Mu Tuhan kan kujalani
Layangkanlah
salam-Mu Tuhan
Dengan apa
ku akhiri derita ini
Mungkin sudah
tak ada kasih sayang
Mungkin sudah
tak ada lagi belas kasih
Tak ada lagi
hingar binar cinta
Lenyap lecap
luluh lucut
larut bak
garam beradu dalam air
Tuhan, lantunan
Doa selalu kupanjatkan untuknya
Membuatnya
ingat dan kembali
Meriwayatkan
kehidupan bersama
Mengais asa
masa depan
Melukis langit
dengan tinta surgawi
Sudahkan didengar
ayahku
By :DW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan baik dan bijak